Lima ekor gajah
sumatera (Elephas Maksimus Sumatranus) turun ke pemukiman penduduk di kawasan
Desa Sumber Batu, Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh.
Kepala Dinas
Kehutanan dan Perkebunan Aceh Barat Said Mahjali, di Meulaboh Rabu mengatakan,
kawanan gajah bersama anakan juga merusak kebun sawit dan kebun pinang milik
masyarakat di kawasan eks transmigrasi di Kecamatan Meureubo itu.
“Posisi kawanan
gajah itu diperkirakan masih berada di sekitar kampung mungkin hanya berjarak
sekitar 200-300 meter dari kemukiman dan sebagianya masih di sekitar desa itu.
Jadi kita harapkan masyarakat waspada,” katanya.
Dia
menyampaikan, Dishutbun bersama Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh
Barat telah turun melakukan identifikasi jejak keberadaan satwa dilindungi
Undang-Undang itu sudah berada di sekitar pemukiman 2-3 hari terakhir.
Pemkab Aceh
Barat juga telah melakukan koordinasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam
(BKSDA) Aceh untuk turun melakukan upaya penanganan, bila tidak segera diatasi
dikhawatirkan terjadi konflik lebih fatal antara gajah dengan manusia.
Said Mahjali
menjelaskan, penyebab kawanan gajah sumatera tersebut turun ke pemukiman karena
besar kemungkinan kawasan itu sudah menjadi jalur lintasan rutin, sementara
saat ini ada aktivitas perusahaan dan masyarakat.
“Kemungkinan
lain ada habitat satwa itu sendiri yang terganggu akibat dari aktivitas
perkebunan dan masyarakat. Batang sawit dan pohon pinang di patahkan kemudian
dipecahkan untuk dimakan hati pohon pinang, sekitar satu hektar luasannya,”
sebutnya.
Lebih lanjut
dikatakan, untuk penanganan hewan berbebalai panjang itu hanya mampu dilakukan
oleh tim ahli yang diharapkan adalah BKSDA, sebab kawanan gajah turun pada
malam hari, posisi awalnya di belakang rumah Kepala Desa Sumber Batu.
Sementara itu
Kepala Pelaksana BPBD Teuku Syahluna Polem menambahkan, sepanjang pengalamannya
pernah menjabat sebagai Camat Mereubo, beberapa desa dalam pemukiman setempat
memang sudah pernah menjadi lintasan gajah-gajah.
“Mulai dari Desa Sumber Batu, Bukit Jaya, Balee, Reudep dan beberapa lain di Kecamatan Meureubo sejak dulu memang gajah sering masuk kesitu. Apalagi saat konflik Aceh disana tidak ada penduduk, setelah pindah dia datang lagi,” sebutnya.
Selain itu berbagai sumber informasi yang diperoleh, bahwa turunnya kawanan gajah ke kebun dan pemukiman penduduk juga dipicu oleh terjadinya penyempitan kawasan jalur lintasan satwa yang diberi gelar “Tengku Rayeek” itu.
Selain ada aktivitas usaha perkebunan milik perusahaan maupun perkebunan masyarakat, di kawasan setempat juga ada aktivitas usaha pertambangan batubara milik perusahaan PT Mifa Bersaudara yang beroperasi beberapa tahun terakhir.
sumber : http://www.harianaceh.co.id/2016/10/06/gajah-liar-turun-kepemukiman-aceh-barat/ OLEH: YOVIE - 06/10/2016 - 15:27 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar